Setiap perusahaan pasti memiliki produk untuk dijual. Dalam industri manufaktur, yang merupakan perusahaan yang menjual barang, sudah pasti selain memikirkan cara untuk menjual produknya, juga memikirkan cara untuk mendistribusikan produknya ke berbagai tempat. Ya, barang-barang jualan itu tidak akan sampai pada konsumen dengan sendirinya bukan? Nah, dalam mendistribusikan produknya itu, salah satu elemen penting yang harus diperhatikan oleh seorang manajer marketing dan owner adalah ring area. Karena itulah, artikel kali ini akan membahas secara singkat mengenai pentingnya menentukan ring area dalam pemasaran.
Ya, sebelumnya harus saya akui, bahwa menentukan ring area ini tidak selalu penting untuk semua pelaku manufaktur. Mengapa? Karena ada beberapa perusahaan yang tidak memiliki dan tidak berniat untuk memilikidistributor bertingkat. Distributor bertingkat di sini maksudnya adalah pihak-pihak yang terlibat dalam pengiriman barang. Ada beberapa perusahaan (terutama yang B to B) cenderung mengirimkan barang langsung pada konsumen, meskipun pada akhirnya tetap menggunakan jasa logistik. Tapi bagi perusahaan pabrik yang memproduksi barang-barang konsumsi yang produknya pasar utamanya adalah end user, tentu saja memerlukan distributor bertingkat ini. Biasanya, dalam hal ini, pabrik utama pembuat produk tersebut akan disebut principal.
Perusahaan-perusahaan seperti Unilever, OrangTua Group, Nestle, Danone, dan banyak lainnya yang menjual barang-barang siap dikonsumsi seperti makanan dan produk mandi, sudah pasti memerlukan sistem distributor bertingkat. Nah, jikalau perusahaan anda saat ini juga menjual produk yang tidak jauh berbeda dengan mereka, saya sarankan anda memikirkan tentang Ring Area ini.
Pertanyaan sederhananya adalah, MENGAPA?
Hal ini karena, ketika kita memiliki distributor yang siap membantu kita menjual produk kita, kita juga harus memikirkan kerja sama yang fair untuk mereka. Kita tidak mungkin membiarkan distributor kita ‘adu jotos’ gara-gara kelalaian kita memikirkan Ring Area.
Sembarangan menyebar produk ke dalam ring area tertentu, akan menimbulkan persaingan tidak sehat antar distributor kita. Dan yang paling rugi jika hal tersebut terjadi adalah: ya perusahaan kita sendiri. Jangan lupa, sulit untuk menemukan partner yang bisa diajak maju bareng. Baik itu dalam lingkup perseorangan maupun perusahaan. Makanya, ketika kita sudah punya partner distributor yang dapat kita percaya, lalu partner tersebut lepas HANYA gara-gara kita tidak menetapkan ring area yang tepat saat menjual produk, bisa dibilang itu adalah kerugian yang besar.
Tentu saja, kita tidak mau hal tersebut terjadi, bukan?
Secara singkat, kita bisa katakan bahwa ring area adalah batas wilayah yang boleh ‘dijamah’ oleh distributor tersebut. Jadi, ketika distributor atau bahkan agent mendapatkan produk kita, mereka tidak boleh menjual produk kita di luar ring area yang sudah kita tetapkan.
Misalnya, distributor A mendapat jatah ring area di Jawa Tengah, lalu distributor B mendapat jatah ring area di Jawa Timur. Maka distributor A tidak boleh memasarkan produk kita di daerah Jawa Timur, begitupun sebaliknya. Hal tersebut tentu saja tidak hanya membuat perusahaan kita sebagai principal memikirkan persebaran produk, tapi juga memikirkan jatah stock produk kita yang bisa dijual agar dibagikan secara adil. Ingat, adil di sini tidak hanya berarti sama rata, tapi bisa juga disesuaikan dengan performa dari masing-masing distributor.
Misal distributor A hanya mampu menjual sedikit barang yang kita jatahkan pada mereka, sedangkan distributor B bisa menjual dua kali lipatnya, tentu saja jatah stock yang akan kita berikan juga tidak sama untuk keduanya. Tapi sekali lagi, hal-hal detail seperti itu biasanya sudah ada di dalam kesepakatan.
Sialnya, dalam praktik sales dan marketing yang real, aspek dalam ring area ini tidak sesimpel itu. Apalagi jika perusahaan kita adalah perusahaan yang besar dan produknya sudah sampai ke mana-mana, dicari oleh banyak sekali manusia di Indonesia. Aturan tentang Ring Area biasanya tidak akan cukup pada level Kabupaten, tapi pada distrik, bahkan pada desa, atau mungkin juga sampai tingkat RT. Minimarket dengan merk yang sama dan bersebelahan bisa saja memiliki distributor/vendor satu produk yang berbeda. Bukan karena apa-apa, tapi karena Desanya kebetulan pas berbeda. Ya, itu tidak akan jadi masalah kalau sejak awal kita sebagai perusahaan principalsudah menetapkan ring areanya masing-masing. Kalau ada distributor nakal yang melanggarnya, ya seharusnya sudah ada punishment secara kontrak.
Ring Area merupakan elemen yang tidak terlalu penting bagi perusahaan manufaktur yang memproduksi barang-barang industri, iya. Tapi jika perusahaan anda memproduksi barang-barang konsumsi, ring area adalah elemen penting yang menentukan seberapa besar penjualan anda, yang berarti menentukan juga seberapa banyak perusahaan anda bisa mendapatkan keuntungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar